Kala Lebaran Menjelang!

Oleh: Anita W. Kursasi

Sepuluh hari terakhir Ramadhan itu adalah sepertiga terakhir yang utama, karena pada hari-hari itu ibadah dan doa kita mampu menjadikan upaya pembebasan kita dari api neraka setelah Allah berikan rahmat pada sepuluh hari pertama, dan pengampunan akan segala dosa pada sepuluh hari kedua. Tentu, jika baik amal ibadah kita dan diikuti oleh pertobatan kita. Insya allah.

Namun, realitanya sepuluh hari terakhir yang seharusnya diisi dengan i’tikaf, banyak tilawah dan doa, serta amalan lain dalam ibadah Ramadhan hingga menyelesaikan kewajiban zakat fitrah dan zakat ma’al, malah terdistraksi oleh kegiatan harian ala kita-kita yang sebenarnya nggak terlalu penting untuk dibuat heboh banget! Maklum ras terkuat dunia kalau nggak heboh nggak afdhol, katanya!

Belanja habis-habisan setelah THR-an

Boleh kog belanja, kan uang-uang kita sendiri! Hanya saja, jangan kalap semua-mua dihabiskan untuk persiapan lebaran yang hanya dua hari, ya!

Setting baju para emak tuh kadang luar biasa! Hari pertama pakai ungu sekeluarga, hari kedua nuansa merah! Haiya..! Padahal sebelum lebaran juga sudah banyak sekali bajunya. Tiap lebaran ada dresscode keluarga. Bahkan keluarga besar juga ada dresscodenya! Wow pokoknya! Masya Allah! Lek keluarga Sultan semua!

Sunnah memakai baju terbaik bukan berarti selalu baru kog! Yang ada saja. Bolehlah beli satu! Namun, semoga mikir untuk tidak beli tiga, empat, lima bahkan dari CD, kolor, BH, tas dan sandal semuanya dibaruin!

Hei, memang ada tetangga yang mau ngecek hingga kolor-kolornya? 🤭

Bersihkan rumah dan percantik secukupnya

Bagian ini sangat menyita waktu dan biaya. Para emak tuh memang luar biasa! Dari ujung ke ujung rumah dipoles, sampai pojok-pojoknya gak boleh ada debu! Bahkan, tiang-tiang rumah pun dilap bersih seolah takut Presiden hendak sidak rumahnya!

“Emang Pak Prabowo mau gelendotan ikut joget India di dekat tiang situ?” tanya para suami yang dipaksa bantu ngelap atau ngecat tiang-tiang teras rumah. 😄

“Ah, kalau rumah kita kinclong dan bersih, kan papa juga yang dapat pujiannya! Keren rumah kita. Tuh.., hiasan dinding perlu ganti juga kayaknya, Pap!” Haiyaah…! Nambah permintaannya!

Ada juga yang setelah THR-an langsung cita-cita ganti kulkas, ganti sofa, dan beli spring bed baru dilaksanakan, padahal yang lama masih layak pakai banget!

Aih..! Kayak para tamu mau cek sampai isi kulkas dan kamar-kamar juga! Hayo..! Siapa? 😄🤭

Segala kue ditumpuk

Sudah dapat parcel dari kantor, masih buat lagi, dan lalu beli juga jajanan yang dimaui.

Ajang bersaing makanan berat dan kue-kue lezat yang tertata rapi dengan segala pernik toples hias di meja terjadi! Apalagi yang ikutin tren toples kekinian. Jadi ijo mata lihat model toples yang berganti-ganti tiap tahun!

Mak…! Tahan diri! Toples yang lama masih ada. Pakai itu aja! Ramadhan kita sudah bagus banget berlatih menahan nafsu diri untuk tak banyak makan apa saja tuk menggembungkan perut kita! Ironis sekali jika saat lebaran, anakonda- anakonda di perut kita jadi mengeliat dan makin bervolume dua kali lipatnya!

Puasa sebulan turun 2kg, Lebaran hari ke tujuh naik lagi 3 kg! Kayak puasa kita tuh trus jadi picu balas dendam pada makanan di hari Lebaran. Piye jal? Tuh baju baru yang dibeli buat Lebaran nggak muat lagi dua belas bulan kemudian. Sudah nggak trending, nggak kekinian. Beli lagi! 😆🤭

Percantik teras dan taman

Ini juga jadi sasaran. Sebulan sebelum puasa mata emak-emak penyuka bunga sudah survey tentang bunga yang sedang ‘in’ untuk menaikkan gengsi apa saja. Beli dong! Karena kadang obrolan lebaran juga melebar dan mengalir sampai jauh kayak air PDAM. Hingga masalah bunga-bungaan. Tentu bercampur dengan bangga-bangga-an bunga, pot, bahkan sampai pupuk-pupuknya! 🤣

Pernah, IRT saya dengan khusyu’ mengelap daun Linet pakai susu segar!

“Mbak, apa tuh kog putih-putih gitu disemirkan di daun?”

“Biar Linetnya tampak hijau dan glowing, Buk. Ini ngikuti cara tetangga RT sebelah. Semua daun bunganya di semir pakai susu segar biar bagus….!” jawabnya sambil mengganti kapas basah yang sudah kotor dengan debu daun-daun itu.

“Biyuh…! Segitunya, Mbak?!” tanya saya, heran!

Jian…! Kog ya ada saja level kehebohan yang begini. Tak urung saya biarkan saja dia asyik menyemir daun. Saya nggak nyuruh! Mau-mau dialah!

Semua yang saya tulis di atas itu bukan fiksi lho…! Itu kisah nyata persiapan lebaran kita. Saya mungkin juga sedikit ikut di dalamnya, walau nggak kronis karena suami punya trick jitu menyetel rem perekonomian saya agar tidak blong! Minim saat sudah berdecit sampai keluar api pemborosan- pemborosan yang tak perlu itu harus disudahi. Mubadzir banget rasanya, Dear!

Saat ini, perekonomian negara kita sangat lesu secara umum. PHK banyak banget. Iklan rumah dijual disetiap kampung ada! Banyak malah..! Bahkan, dari rumah dengan harga 400Jt-an hingga milyard banyak banget yang dijual hanya untuk bertahan hidup! Nggak takut nich nanti kehidupan kita makin susah ke depannya?

Lebaran, yuk merayakan lebaran! Tapi jangan uang THR hanya diboros-boroskan tuk mencari ‘kesan’. Biar lebih dari lainnya. Biar terlihat kaya! (Kalau hanya ‘terlihat’ kan berarti kita tuh nggak beneran kaya!) Jadi, kenapa pula harus segitunya?

Okay, 1 April kita gajian, tapi jatah gaji kita yang hanya orang kebanyakan itu biasanya buat makan hingga bulan depan. So, ukur kekuatan, cermati perhitungan. Bukan pelit, tapi bijaksanalah mengelola keuangan kita.

Ingat, Jangan habiskan demi menggapai kesan saat lebaran, karena setelahnya masih ada kehidupan! 😍🙏



Komentar

Tinggalkan komentar