
Kemajuan suatu peradaban sangat bergantung pada tingkat literasi masyarakatnya. Membaca dan menulis bukan sekadar keterampilan dasar, tetapi fondasi utama dalam membangun masyarakat yang beradab, kritis, dan inovatif. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa-bangsa besar di dunia memiliki tradisi literasi yang kuat, yang memungkinkan mereka mengembangkan ilmu pengetahuan, seni, hukum, dan teknologi.
Melek membaca berarti mampu memahami informasi secara kritis, tidak sekadar mengenali huruf dan kata. Masyarakat yang gemar membaca cenderung lebih terbuka terhadap berbagai perspektif, memiliki wawasan luas, serta mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Sebaliknya, rendahnya minat baca sering kali berkorelasi dengan minimnya daya analisis dan rendahnya kesadaran terhadap isu-isu sosial yang berkembang.
Di sisi lain, menulis adalah cara manusia mendokumentasikan pemikiran, pengetahuan, dan sejarah. Kemampuan menulis memungkinkan individu menyampaikan gagasan dengan jelas dan sistematis, baik dalam konteks akademik, profesional, maupun sosial. Tulisan juga menjadi alat penting dalam menyebarkan informasi, menginspirasi orang lain, dan menciptakan perubahan dalam masyarakat.

Masyarakat yang melek membaca dan menulis akan lebih mandiri dalam mencari informasi, tidak mudah terpengaruh oleh berita palsu atau propaganda, serta mampu berkontribusi dalam diskusi publik secara konstruktif. Dengan demikian, literasi bukan hanya urusan individu, tetapi juga merupakan modal penting dalam membangun demokrasi yang sehat, ekonomi yang kuat, dan kebudayaan yang maju.
Oleh karena itu, meningkatkan budaya membaca dan menulis harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan dan kebijakan sosial. Peran keluarga, sekolah, dan komunitas sangat krusial dalam menanamkan kebiasaan membaca sejak dini dan mendorong keterampilan menulis yang baik. Dengan literasi yang tinggi, sebuah masyarakat tidak hanya akan menjadi lebih beradab, tetapi juga mampu menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing di tingkat global.
Kembali ke:
Postingan Terbaru
- Metode Penelitian Korelasi
- Kids need soft skills in the age of AI, but what does this mean for schools?
- The ChatGPT effect: In 3 years the AI chatbot has changed the way people look things up
- Girls and boys solve math problems differently – with similar short-term results but different long-term outcomes
- Metode Studi Kasus untuk Riset di Bidang Pendidikan


Tinggalkan komentar