
Salah satu cara mendapatkan penghasilan dari menulis adalah mengirimkan tulisan ke media-media besar. Media-media seperti ini umumnya memberikan honorarium untuk tulisan yang dimuat, terutama untuk rubrik opini, esai, feature, atau resensi. Tapi besarannya bisa berbeda-beda tergantung media, jenis tulisan, dan kebijakan redaksi.
Media cetak nasional seperti Kompas, Tempo, dan Media Indonesia biasanya memberikan honor untuk tulisan opini, esai, atau resensi yang mereka terbitkan. Honor ini bisa berkisar antara Rp300.000 sampai lebih dari Rp1.000.000 per tulisan, tergantung panjang dan jenisnya.
The Jakarta Post (untuk tulisan dalam bahasa Inggris) juga memberi honor, terutama untuk rubrik opini. Tapi tulisan harus benar-benar rapi, tajam, dan dalam bahasa Inggris yang baik.
Media online seperti Tirto, Mojok, atau Geotimes juga memberi honor, walau nominalnya bisa lebih kecil (misalnya antara Rp150.000–Rp500.000 per tulisan), dan kadang disesuaikan dengan panjang dan kerumitan tulisan.
Meskipun demikian, tidak semua media menyebutkan nominalnya secara terbuka, tapi biasanya akan menghubungi penulis dan meminta nomor rekening jika tulisanmu lolos kurasi dan akan dimuat.
Perlu diingat bahwa beberapa media punya kebijakan “tidak membayar honor” untuk tulisan kategori surat pembaca atau opini yang bersifat respons singkat. Jadi, sebelum mengirim tulisan, penting membaca syarat dan ketentuan media tersebut agar tidak kecewa setelahnya.
Lalu bagaimana caranya agar tulisan kita bisa menembus media-media besar sehingga mendapatkan penghasilan dari sana? Berikut sepuluh tips untuk itu.
1. Pahami Karakter Media Tujuan
Setiap media punya gaya, sudut pandang, dan segmen pembacanya sendiri. Sebelum menulis, baca beberapa artikel di media tersebut untuk mengenali pola penulisan, panjang tulisan, gaya bahasa, dan topik yang sering diangkat. Ini penting agar tulisanmu terasa “nyambung” dengan suara media yang kamu tuju.
2. Angkat Isu yang Aktual dan Relevan
Media besar lebih tertarik pada tulisan yang membahas isu mutakhir dan memiliki keterkaitan langsung dengan kondisi masyarakat. Pastikan tulisanmu tidak hanya menarik secara topik, tapi juga punya nilai berita atau menyumbangkan perspektif baru terhadap peristiwa terkini.
3. Temukan Sudut Pandang Unik
Bukan soal seberapa sering topik itu dibahas, tapi bagaimana kamu menyajikannya dengan cara berbeda. Sudut pandang yang segar, kritis, atau menyentuh sisi manusiawi dari sebuah isu bisa membuat tulisanmu menonjol dibanding tulisan lain yang membahas hal serupa.
4. Gunakan Data dan Fakta yang Kuat
Argumentasi yang didukung data konkret akan meningkatkan kredibilitas tulisanmu. Kutip sumber terpercaya, gunakan statistik bila perlu, dan sertakan referensi yang bisa diverifikasi. Tapi ingat, jangan sampai tulisan terasa seperti laporan penelitian—tetap naratif dan mengalir.
5. Buka Tulisan dengan Hook yang Kuat
Paragraf pertama adalah kunci. Media besar seringkali hanya membaca sebagian tulisan sebelum memutuskan apakah layak dimuat. Maka, buat pembuka yang mencuri perhatian—bisa berupa pertanyaan tajam, pernyataan mengejutkan, atau kisah pribadi yang menyentuh.
6. Tulis dengan Bahasa yang Jelas dan Padat
Gunakan bahasa yang lugas dan tidak berbelit-belit. Hindari jargon atau istilah teknis yang bisa membuat pembaca awam kehilangan minat. Kalimat yang singkat namun kuat sering lebih efektif dibanding paragraf panjang yang membingungkan.
7. Sertakan Nilai atau Gagasan yang Menggugah
Tulisanmu harus punya “isi kepala” yang ingin dibagikan. Entah itu opini, ajakan, kritik, atau harapan, pastikan ada ide utama yang mengikat keseluruhan tulisan. Media menyukai naskah yang mampu menggugah, menginspirasi, atau menantang pemikiran.
8. Jaga Etika dan Hindari Hoaks
Media besar sangat berhati-hati dalam memilih konten yang akan dipublikasikan. Pastikan tulisanmu tidak mengandung ujaran kebencian, fitnah, atau informasi palsu. Verifikasi fakta sebelum menulis dan gunakan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Ikuti Ketentuan Teknis Pengiriman Naskah
Setiap media biasanya punya aturan teknis soal jumlah kata, format file, hingga alamat email pengiriman. Baca dan patuhi petunjuk tersebut. Terkadang tulisan yang bagus bisa terlewat hanya karena teknis pengiriman yang salah.
10. Konsisten dan Terus Mengasah Diri
Menembus media besar bisa jadi bukan soal sekali kirim langsung tembus. Teruslah menulis dan kirimkan tulisan secara rutin. Belajar dari penolakan, evaluasi tulisan sebelumnya, dan jangan ragu ikut kelas menulis atau berdiskusi dengan penulis lain untuk berkembang.
Kembali ke:
Postingan Terbaru
- Metode Penelitian Korelasi
- Kids need soft skills in the age of AI, but what does this mean for schools?
- The ChatGPT effect: In 3 years the AI chatbot has changed the way people look things up
- Girls and boys solve math problems differently – with similar short-term results but different long-term outcomes
- Metode Studi Kasus untuk Riset di Bidang Pendidikan


Tinggalkan komentar