Cerpenis adalah sebutan bagi seseorang yang menulis cerita pendek atau cerpen. Cerpen merupakan karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif dan biasanya berfokus pada satu kejadian atau konflik utama, dengan panjang cerita yang relatif singkat. Seorang cerpenis harus mampu menyampaikan ide, emosi, dan pesan hanya dalam beberapa halaman, sehingga keterampilan memilih kata dan menyusun alur menjadi sangat penting.
Menjadi cerpenis tidak hanya soal menulis cerita, tetapi juga soal mengamati kehidupan, menangkap momen kecil, dan mengubahnya menjadi kisah yang menyentuh pembaca. Cerpenis yang andal mampu membuat pembaca terhanyut, walau hanya dalam cerita beberapa halaman. Maka dari itu, ketekunan, kepekaan, dan kemauan untuk terus belajar menjadi kunci utama dalam menekuni dunia penulisan cerpen.
Jika kamu ingin menjadi cerpenis, berikut ini langkah-langkah yang harus kamu lakukan.
1. Mulailah dari Membaca Banyak Cerpen
Sebelum menjadi cerpenis, kamu perlu menjadi pembaca yang tekun. Bacalah cerpen dari berbagai penulis, genre, dan gaya. Ini akan membantumu memahami struktur cerita, gaya bahasa, dan cara membangun konflik serta penyelesaian. Semakin banyak kamu membaca, semakin luas referensi dan pemahamanmu tentang bagaimana cerpen yang baik bekerja.
2. Tulis Secara Konsisten, Meski Sedikit
Kemampuan menulis cerpen tidak datang secara tiba-tiba. Menulis secara rutin, bahkan hanya satu paragraf sehari, akan melatih kepekaanmu terhadap kata-kata dan alur cerita. Jangan menunggu ide besar datang—mulailah dari hal-hal kecil di sekitarmu, seperti percakapan ringan atau pemandangan yang kamu lihat hari ini.
3. Jangan Takut Meniru Gaya Penulis Favorit
Di awal perjalanan, tak masalah jika kamu meniru gaya penulis favoritmu. Ini bukan plagiarisme, melainkan latihan untuk membentuk suara dan gayamu sendiri. Seiring waktu, kamu akan menemukan ciri khas yang membedakan tulisanmu dari yang lain, hasil dari perpaduan berbagai gaya yang kamu pelajari.
4. Belajar Menyusun Konflik yang Menarik
Cerpen yang bagus biasanya memiliki konflik yang kuat, meskipun hanya terjadi dalam benak tokohnya. Belajar membangun ketegangan atau dilema yang masuk akal tapi menggugah, akan membuat pembaca tetap ingin terus membaca. Jangan takut mengeksplorasi emosi, keraguan, dan pilihan sulit dalam cerita.
5. Saring dan Revisi Tulisanmu
Setelah menyelesaikan satu cerpen, jangan langsung menganggapnya final. Diamkan sebentar, lalu baca ulang dengan mata kritis. Perhatikan apakah alurnya jelas, tokohnya hidup, dan penutupnya memuaskan. Proses revisi ini justru yang membentukmu menjadi penulis yang lebih tajam dan terampil.
6. Ikut Komunitas atau Workshop Menulis
Bergaul dengan sesama penulis bisa sangat mempercepat proses belajarmu. Komunitas menulis atau workshop akan memberi ruang untuk berbagi, mengkritik, dan mendapatkan masukan yang membangun. Selain itu, kamu juga bisa lebih termotivasi karena merasa tidak sendirian dalam perjalanan menjadi cerpenis.
7. Kirimkan Karyamu dan Jangan Takut Ditolak
Langkah penting lainnya adalah mulai mengirimkan cerpen ke media, antologi, atau kompetisi. Penolakan itu hal biasa dan justru jadi bagian dari proses belajar. Dengan mengirimkan karya secara berkala, kamu akan terbiasa menghadapi kritik dan lama-lama akan menemukan tempat di mana karyamu diterima dan diapresiasi.
____
Jalan menjadi penulis profesional memang tidak mudah. Tapi kalau kamu tekun dan konsisten, itu bukan sesuatu yang mustahil untuk digapai. Yang harus kamu lakukan adalah terus saja membaca dan terus saja menulis.
Kembali ke:
Postingan Terbaru
- Metode Penelitian Korelasi
- Kids need soft skills in the age of AI, but what does this mean for schools?
- The ChatGPT effect: In 3 years the AI chatbot has changed the way people look things up
- Girls and boys solve math problems differently – with similar short-term results but different long-term outcomes
- Metode Studi Kasus untuk Riset di Bidang Pendidikan
Bergabunglah dengan kami.
Mari ikut berkontribusi membangun peradaban melalui tulisan.


Tinggalkan komentar