Pendahuluan
Pembelajaran sains di sekolah dasar bukan hanya tentang mengenalkan fakta-fakta ilmiah, tetapi juga melatih siswa agar mampu berpikir secara bertahap dari yang sederhana menuju kompleks. Salah satu pendekatan yang dapat membantu guru dalam merancang pembelajaran adalah Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome) yang dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis. Taksonomi ini memetakan perkembangan pemahaman siswa dari tingkat paling dasar hingga tingkat abstraksi yang tinggi.
SOLO terdiri dari lima tingkatan:
- Prestructural – belum memahami konsep.
- Unistructural – memahami satu aspek.
- Multistructural – memahami beberapa aspek tetapi masih terpisah-pisah.
- Relational – mampu menghubungkan berbagai aspek menjadi satu kesatuan.
- Extended Abstract – mampu menggeneralisasi dan menerapkan pemahaman ke situasi baru.
Penerapan dalam Pembelajaran Sains
Sebagai contoh, mari gunakan topik “Siklus Air” di kelas IV SD.
1. Prestructural
Tujuan pembelajaran: Mengidentifikasi bahwa air mengalami perubahan wujud.
- Aktivitas: Guru menunjukkan gambar hujan dan bertanya, “Dari mana asal air hujan?”
- Respon siswa: Sebagian mungkin menjawab, “Dari langit” tanpa penjelasan ilmiah.
2. Unistructural
Tujuan pembelajaran: Siswa memahami satu tahap dalam siklus air.
- Aktivitas: Guru memperlihatkan percobaan air yang dipanaskan hingga menguap.
- Respon siswa: “Air berubah jadi uap kalau dipanaskan.”
3. Multistructural
Tujuan pembelajaran: Siswa mengetahui beberapa tahap dalam siklus air.
- Aktivitas: Guru memberikan gambar proses penguapan, kondensasi, dan hujan.
- Respon siswa: “Air menguap, lalu jadi awan, lalu turun hujan.” Namun mereka masih melihat tahapan itu terpisah, belum menyadari hubungan siklusnya.
4. Relational
Tujuan pembelajaran: Siswa menghubungkan semua tahap dalam satu kesatuan siklus.
- Aktivitas: Guru meminta siswa membuat bagan siklus air secara lengkap.
- Respon siswa: “Air dari laut menguap jadi uap air, naik ke atmosfer, membentuk awan, lalu turun sebagai hujan, dan kembali lagi ke laut.”
5. Extended Abstract
Tujuan pembelajaran: Siswa mampu menggeneralisasi dan menerapkan pemahaman ke konteks baru.
- Aktivitas: Guru mengajukan pertanyaan terbuka, seperti:
- “Bagaimana siklus air berpengaruh pada ketersediaan air bersih di lingkungan kita?”
- “Apa yang akan terjadi jika hutan ditebang terhadap siklus air?”
- Respon siswa: Mereka mulai membuat hubungan dengan isu lingkungan, misalnya banjir atau kekeringan, dan bisa mengaitkan dengan pentingnya menjaga hutan.
Manfaat Penggunaan Taksonomi SOLO
- Membantu guru merancang pembelajaran bertahap, sesuai perkembangan berpikir siswa.
- Menyediakan indikator yang jelas untuk menilai pemahaman siswa.
- Melatih siswa untuk tidak hanya mengingat fakta, tetapi juga membangun koneksi hingga bisa menerapkannya pada masalah nyata.
Penutup
Taksonomi SOLO memberikan kerangka yang sistematis untuk mengembangkan pembelajaran sains di sekolah dasar. Dengan pendekatan ini, guru dapat memastikan bahwa pembelajaran tidak berhenti pada hafalan, tetapi mendorong siswa menuju pemahaman yang mendalam, kontekstual, dan aplikatif.
Kembali ke:
Postingan Terbaru
- Metode Penelitian Korelasi
- Kids need soft skills in the age of AI, but what does this mean for schools?
- The ChatGPT effect: In 3 years the AI chatbot has changed the way people look things up
- Girls and boys solve math problems differently – with similar short-term results but different long-term outcomes
- Metode Studi Kasus untuk Riset di Bidang Pendidikan
Bergabunglah dengan kami.
Mari ikut berkontribusi membangun peradaban melalui tulisan.



Tinggalkan komentar