Penulis: Feri Noperman

  • Teknik Parafrase untuk Penulisan Karya Ilmiah

    Parafrase adalah teknik menyampaikan kembali informasi dengan bahasa sendiri tanpa mengubah makna. Penting dalam karya ilmiah untuk menghindari plagiarisme, menunjukkan pemahaman, dan membangun alur tulisan. Tekniknya meliputi mengganti sinonim, mengubah struktur kalimat, serta menggunakan perubahan bentuk kata. Parafrase membantu penulis menyampaikan ide secara orisinal.

  • Cara Meninjau Pustaka dan Menyajikannya Secara Sistematis untuk Menulis Skripsi

    Tinjauan pustaka adalah elemen penting dalam skripsi yang mencakup teori, penelitian sebelumnya, dan pandangan ahli terkait topik. Prosesnya meliputi penentuan kata kunci, pengumpulan sumber, pembacaan, pengelompokan, dan penyusunan alur logis. Penyajian sistematis memperkuat argumen serta menunjukkan kontribusi penelitian dengan identifikasi celah.

  • Guru Visioner: Pilar Pendidikan Masa Depan

    Apa yang Dimaksud dengan Guru Visioner? Guru visioner adalah guru yang tidak hanya mengajar untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga memiliki pandangan jauh ke depan tentang arah pendidikan dan perkembangan peserta didiknya. Ia mampu melihat potensi siswa melampaui keterbatasan sekarang, membayangkan tantangan yang akan dihadapi generasi mendatang, serta merancang strategi pembelajaran yang relevan agar siswa…

  • BUKU: Jejak Peradaban dan Harapan Masa Depan

    BUKU: Jejak Peradaban dan Harapan Masa Depan

    Buku adalah penemuan penting dalam peradaban manusia, merekam gagasan dan melestarikan kebijaksanaan. Perkembangan buku dari zaman kuno hingga digital diperlukan untuk mengakses pengetahuan oleh semua kalangan. Meski buku fisik dapat punah, esensinya sebagai penyimpan dan penyebar pengetahuan tetap relevan, dengan berbagai cara kreatif untuk menarik generasi baru.

  • Menyemai Karakter Baik Melalui Pembelajaran Sains

    Tulisan ini mengupas akar permasalahan kerusuhan di Indonesia yang disebabkan oleh karakter buruk oknum pejabat. Solusi yang diusulkan adalah melalui pendidikan karakter, khususnya dalam pembelajaran sains. Dengan mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan sikap ilmiah, diharapkan generasi mendatang dapat menjadi contoh yang lebih baik dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

  • Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Sains di SD

    Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Sains di SD

    Pembelajaran sains di sekolah dasar perlu mengembangkan pemikiran siswa dari sederhana hingga kompleks. Taksonomi SOLO adalah alat untuk merancang pembelajaran bertahap dalam memahami konsep, seperti “Siklus Air.” Pendekatan ini membantu siswa menghubungkan informasi dan menerapkan pengetahuan pada konteks nyata, mendukung pemahaman mendalam.

  • Mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui Pendidikan Sains yang Berkualitas

    Tahun 2045 menandakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia dengan visi “Indonesia Emas”. Kualitas sumber daya manusia, khususnya melalui pendidikan sains yang baik, menjadi kunci kemajuan. Pendidikan sains harus mengatasi tantangan global dan mendorong inovasi, dengan strategi peningkatan seperti kurikulum relevan, pelatihan guru, dan akses inklusif untuk semua anak.

  • Penggunaan Taksonomi SOLO untuk Meningkatkan Literasi Siswa

    Literasi melibatkan pemahaman informasi yang mendalam. Taksonomi SOLO membantu guru menilai kemampuan siswa dalam literasi, dari pemahaman dasar hingga tingkat tinggi. Dengan merancang pertanyaan sesuai level SOLO dan menerapkan rubrik evaluasi, pembelajaran dapat ditingkatkan, memperkuat keterampilan berpikir kritis siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.

  • Mengenal Taksonomi SOLO: Alternatif Selain Taksonomi Bloom

    Taksonomi SOLO, yang dikembangkan oleh Biggs dan Collis, merupakan alat penilaian dalam pendidikan yang berfokus pada kualitas pemahaman siswa melalui lima tingkat kompleksitas. Pendekatan ini mendukung pengembangan kurikulum dan asesmen, memungkinkan guru untuk mengevaluasi dan mendorong pemahaman mendalam pada siswa, berbeda dari Taksonomi Bloom.

  • Bagaimana Penulis Menyikapi Kehadiran Kecerdasan Buatan?

    Dunia kepenulisan mengalami perubahan signifikan dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang mempercepat proses penulisan dan penyuntingan. Meskipun AI menawarkan kemudahan, tantangan tetap ada, seperti isu pengarang, kemalasan intelektual, dan ketimpangan akses. Penulis masa depan diharapkan dapat berkolaborasi dengan AI sambil mempertahankan kreativitas dan kedalaman makna.