Drama

“Kawah candradimuka bagi penulis pemula. Taman hiburan nan indah bagi penikmat karya. Penggerak kemajuan bagi peradaban manusia.”

“Peradaban tidak dibangun dalam satu hari dengan mahakarya luar biasa, melainkan oleh karya-karya kecil dari berbagai penjuru dunia yang terakumulasi dari waktu ke waktu di sepanjang garis sejarah.

Jadikanlah karya Anda sebagai salah satunya.”

Drama adalah bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui dialog serta aksi yang diperankan oleh aktor di atas panggung atau layar. Berbeda dengan prosa atau puisi, drama ditulis untuk dipentaskan, sehingga elemen visual, gestur, dan suara menjadi bagian penting dalam penyampaian cerita. Drama memiliki peran penting dalam kebudayaan karena mampu merefleksikan kehidupan, menyampaikan pesan moral, hingga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat.

Drama telah ada sejak zaman kuno, terutama berkembang di Yunani sekitar abad ke-5 SM. Saat itu, drama digunakan dalam upacara keagamaan untuk menghormati dewa Dionysus. Dua jenis utama drama Yunani adalah tragedi, yang menampilkan kisah-kisah heroik dengan akhir tragis, dan komedi, yang berisi sindiran serta humor. Perkembangan drama kemudian menyebar ke Romawi, Eropa abad pertengahan, hingga era modern dengan berbagai variasi bentuk dan gaya.

Drama memiliki berbagai jenis berdasarkan tema dan penyajiannya. Drama tragedi berfokus pada kisah tragis yang menggugah emosi, sedangkan komedi menyajikan humor dan sindiran. Ada juga melodrama yang mengandalkan emosi berlebihan serta sandiwara musikal yang menggabungkan unsur musik dan tarian. Selain itu, drama modern seperti realisme dan absurdisme menawarkan perspektif baru yang lebih reflektif dan eksperimental.

Drama dimasukkan ke dalam kategori tulisan dan diangkat ke dalam situs ini terutama karena bagian skenarionya berupa tulisan. Skenario drama disusun melalui beberapa tahap, dimulai dari ide cerita, pengembangan karakter, hingga penyusunan dialog. Penulis skenario harus memperhatikan struktur dramatik, seperti eksposisi (pengenalan), konflik, klimaks, dan resolusi. Setiap dialog harus memiliki fungsi, baik untuk mengembangkan cerita maupun memperdalam karakter. Selain itu, penulis juga mencantumkan petunjuk panggung yang membantu sutradara dan aktor dalam pementasan.

Sebelum dipentaskan, drama melalui berbagai tahapan, mulai dari casting pemeran, latihan intensif, hingga penyusunan properti dan tata panggung. Sutradara berperan mengarahkan interpretasi naskah agar sesuai dengan visi pementasan. Selain aktor, elemen seperti pencahayaan, kostum, dan musik turut mempengaruhi keberhasilan drama. Puncak dari seluruh proses ini adalah pementasan, di mana interaksi langsung dengan penonton menjadi pengalaman yang khas dan berbeda dari bentuk seni lainnya.

Drama-drama Paling Fenomenal Sepanjang Sejarah

Berikut ini adalah 10 drama paling fenomenal sepanjang sejarah, yang telah memberikan pengaruh besar dalam dunia teater dan sastra dunia.

1. Oedipus Rex

Penulis Skenario: Sophocles (abad ke-5 SM)

Sebuah tragedi Yunani klasik yang mengisahkan Oedipus, raja Thebes, yang secara tragis tanpa sadar membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Drama ini memperkenalkan konsep tragic flaw (kelemahan tragis) dalam karakter dan masih sering dipentaskan hingga kini.

2. Hamlet

Penulis Skenario: William Shakespeare (1601)

Salah satu drama paling terkenal di dunia, Hamlet mengisahkan pangeran Denmark yang mencari keadilan atas kematian ayahnya. Kutipan terkenal “To be, or not to be”, berasal dari drama ini.

3. Macbeth

Penulis Skenario: William Shakespeare (1606)

Drama tragedi yang menggambarkan ambisi buta seorang jenderal Skotlandia, Macbeth, yang membunuh raja untuk merebut takhta, tetapi akhirnya dihantui oleh rasa bersalah dan paranoia.

4. Romeo and Juliet

Penulis Skenario: William Shakespeare (1597)

Kisah cinta tragis antara Romeo dan Juliet, dua kekasih muda dari keluarga yang bermusuhan, telah menjadi simbol kisah cinta sejati dan sering diadaptasi dalam berbagai bentuk seni.

5. A Doll’s House

Penulis Skenario: Henrik Ibsen (1879)

Drama revolusioner yang mengkritik peran perempuan dalam masyarakat patriarki. Tokoh utamanya, Nora, membuat keputusan mengejutkan dengan meninggalkan suaminya demi kebebasan pribadinya, yang saat itu dianggap kontroversial.

6. The Cherry Orchard

Penulis Skenario: Anton Chekhov (1904)

Sebuah drama Rusia yang menggambarkan perubahan sosial melalui kisah keluarga bangsawan yang kehilangan perkebunan ceri mereka akibat perubahan zaman.

7. Waiting for Godot

Penulis Skenario: Samuel Beckett (1953)

Drama absurd yang menggambarkan dua tokoh, Vladimir dan Estragon, yang menunggu seseorang bernama Godot yang tidak pernah datang. Karya ini menjadi ikon teater absurd dan filsafat eksistensialisme.

8. Death of a Salesman

Penulis Skenario: Arthur Miller (1949)

Drama ini mengisahkan kegagalan American Dream melalui sosok Willy Loman, seorang salesman tua yang hidup dalam ilusi kesuksesan dan menghadapi kenyataan pahit kehidupan.

9. Long Day’s Journey Into Night

Penulis Skenario: Eugene O’Neill (1956)

Drama otobiografi yang menggambarkan keluarga bermasalah dengan berbagai konflik emosional, kecanduan, dan penderitaan. Karya ini sering dianggap sebagai salah satu drama Amerika terbaik.

10. Faust

Penulis Skenario: Johann Wolfgang von Goethe (1808)

Kisah tentang seorang cendekiawan, Faust, yang menjual jiwanya kepada iblis Mephistopheles demi mendapatkan ilmu dan kesenangan duniawi. Drama ini merupakan karya klasik yang menggabungkan filsafat, moralitas, dan mitologi.


Drama-drama di atas berawal dari sebuah tulisan yang disebut skenario. Para penulisnya tentu sangat hebat karena dapat merancang skenario yang luar biasa. Drama-drama itu tidak hanya memengaruhi dunia teater tetapi juga menjadi refleksi budaya, sosial, dan filosofis yang masih relevan hingga sekarang.

Bergabunglah dengan kami.

Mari ikut berkontribusi membangun peradaban melalui tulisan.