Beranda
Penulis Pemula
Literasi
Edukasi
Riset dan Publikasi
Teknologi
Perspektif
Inspirasi
Kontemplasi
Konservasi
Fiksi
Beasiswa
Referensi

Tag: literasi sains

  • Pendekatan Kuantitatif: Mengapa Angka Begitu Penting dalam Riset?

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para peneliti bisa mengukur tingkat kepuasan pelanggan, menguji efektivitas sebuah obat, atau memprediksi hasil pemilu? Jawabannya sering kali terletak pada satu pendekatan penelitian yang mengandalkan angka dan statistik: Metodologi Penelitian Kuantitatif. Metode ini bukan sekadar mengumpulkan data, melainkan cara berpikir sistematis untuk memahami fenomena secara objektif, terukur, dan dapat digeneralisasikan. Apa…

  • Menyemai Karakter Baik Melalui Pembelajaran Sains

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    Tulisan ini mengupas akar permasalahan kerusuhan di Indonesia yang disebabkan oleh karakter buruk oknum pejabat. Solusi yang diusulkan adalah melalui pendidikan karakter, khususnya dalam pembelajaran sains. Dengan mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan sikap ilmiah, diharapkan generasi mendatang dapat menjadi contoh yang lebih baik dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

  • Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Sains di SD

    Taksonomi SOLO dalam Pembelajaran Sains di SD

    —

    by

    Feri Noperman
    in , ,

    Pembelajaran sains di sekolah dasar perlu mengembangkan pemikiran siswa dari sederhana hingga kompleks. Taksonomi SOLO adalah alat untuk merancang pembelajaran bertahap dalam memahami konsep, seperti “Siklus Air.” Pendekatan ini membantu siswa menghubungkan informasi dan menerapkan pengetahuan pada konteks nyata, mendukung pemahaman mendalam.

  • Mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui Pendidikan Sains yang Berkualitas

    —

    by

    Feri Noperman
    in , ,

    Tahun 2045 menandakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia dengan visi “Indonesia Emas”. Kualitas sumber daya manusia, khususnya melalui pendidikan sains yang baik, menjadi kunci kemajuan. Pendidikan sains harus mengatasi tantangan global dan mendorong inovasi, dengan strategi peningkatan seperti kurikulum relevan, pelatihan guru, dan akses inklusif untuk semua anak.

  • Apakah Pembelajaran Mendalam Dapat Meningkatkan Literasi Anak-Anak Indonesia?

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    Pembelajaran mendalam dalam pendidikan berfokus pada pemahaman konseptual dan keterlibatan aktif siswa, penting untuk mengatasi rendahnya literasi di Indonesia. Dibutuhkan perubahan pendekatan guru, pelatihan, dan integrasi teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Dengan penerapan yang tepat, pembelajaran mendalam dapat meningkatkan kemampuan literasi anak secara signifikan.

  • 4 creative ways to engage children in STEM over the summer: Tips to foster curiosity and problem-solving at home

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    The article presents four creative ways for families to engage children in STEM during summer, emphasizing the importance of parental involvement amidst reduced educational resources. Suggestions include identifying problems for engineering solutions, fostering curiosity through exploration, facilitating critical thinking, and integrating everyday conversations to enhance financial literacy and math skills, ultimately supporting children’s STEM learning.

  • Literasi Sains Anak Indonesia dan Upaya Peningkatannya

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    Literasi sains adalah kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Di era digital, literasi sains penting untuk menghindari hoaks dan memahami teknologi. Indonesia menghadapi tantangan dalam literasi sains, dengan skor PISA yang rendah. Peningkatan literasi sains memerlukan kolaborasi antara orang tua, guru, dan pemerintah.

  • Literasi di Abad 21

    —

    by

    Feri Noperman
    in

    Ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, yang mendorong muncul dan berkembangnya teknologi baru. Akibatnya, dunia berubah dengan cepat. Pekerjaan baru muncul. Pekerjaan lama menghilang. Di tengah meningkatnya tantangan baru, terselip peluang-peluang baru. Untuk dapat bertahan di tengah perubahan cepat seperti itu, dibutuhkan kemampuan-kemampuan baru. Bagaimanapun, kemampuan-kemampuan dasar yang sudah ada selama ini tetap dibutuhkan sebagai pondasinya.…